Thursday, November 5, 2009

It's all God's right

Malam kemarin, sekitar 25 jam yang lalu, saat gue lagi kerjain laporan lab gue di kampus, tiba-tiba gue dapet berita mengejutkan. Berita duka cita yg datang dr temen gue (anak kmb 2008) yang harus pergi meninggalkan kita. Gue kaget banget, bener-bener ga percaya. Gue denger kabar itu dari temen gue yang kebetulan lagi kerjain laporan juga. Kalimat-kalimat yang dia ucapkan ke gue bener-bener kayak susah banget gue cerna, seakan-akan nyempil-nyempil ke dalam otak gue perlahan-lahan, semua bener-bener sulit dipercaya.

Bayangkan, remaja berusia 19 tahun, teman dan sahabat kita, pergi begitu saja. Sulit dipercaya memang. Informasi terakhir katanya penyebabnya adalah karena masuk angin. Sebenernya kabarnya masih simpang siur. Yang jelas, dia sudah pergi meninggalkan kita.

Kejadian ini membuat gue berpikir lagi tentang makna kehidupan. Tuhan itu ada dan semua kehidupan kita memang sudah diatur olehNya. Manusia memang tidak bisa bertindak apa-apa, manusia hanya bisa berencana, tetap Tuhan yang menentukan. Gue bener-bener merasakan kuasa dan kehendak Tuhan disini.

Gue pun berpikir lagi, mencoba memahami betapa kita manusia itu lemah sekali. Hal yang kita tidak sangka-sangka akan terjadi pun bisa terjadi jika Tuhan yang menghendakinya. Gue hanya mampu berserah, semua adalah rencanaNya.

Kadang hidup ini sangat singkat. Terlalu singkat untuk dilewatkan begitu saja. Gue jadi berpikir lagi, apa saja yang sudah gue lakukan selama 20 tahun ini. Apa saja yang sudah gue persiapkan untuk kehidupan gue yang akan datang, termasuk ketika tiba saatnya. Hidup memang cuma sekali, dan gue kembali sadar untuk tidak menyia-nyiakannya. Kadang gue terlalu berpikir mengenai hal-hal duniawi saja, kadang gue terlalu mementingkan diri sendiri, kadang gue ga mau tau urusan orang lain, kadang gue berbuat dosa dan mengecewakan orang, kadang gue lupa akan makna kehidupan itu sendiri.

Kejadian yang menimpa temen gue ini membuat gue berpikir lagi. Gue begitu lemah. Gue bukan siapa-siapa. Gue ga bisa berbuat apa-apa. Hanya dengan kuasa Tuhan-lah gue bisa. Gue bukannya mau sok-sok religius sekarang, tapi dalam kehidupan memang kita tidak pernah bisa berjalan sendiri.

Apa yang akan terjadi pada diri kita, entah itu besok, tahun depan, atau bahkan berpuluh-puluh tahun lagi, benar-benar tidak bisa kita prediksi. Kita hanya bisa merencanakannya, mempersiapkannya, agar kita siap untuk menghadapi masa itu. Gue kembali disadarkan untuk mengisi kehidupan gue dengan hal-hal yang berguna. Gue ga mau hidup gue sia-sia. Gue ga mau merusak hidup gue yang begitu indah ini. Karena gue yakin Tuhan punya rencana besar buat gue.

Karena Tuhan punya kuasa untuk melakukan apapun.

Farewell our friend, Bobby...

No comments: