Iya, di postingan kali ini, gue akan menceritakan tentang sesuatu yang sudah agak lama gue pendam. Udah lama gue pengen nulis ini, dan baru kesampean sekarang.
Sesuai judulnya, tentang pembicaraan akhir. Jadi biar gue jelasin dulu, jadi semester ini gue ambil kuliah yg namanya laboratorium instruksional, yang mengharuskan gue pembicaraan sama dosen sebelum dan sesudah praktikum. Kuliah ini emang cuma 2 sks (setara sama PPKn atau agama), tapi pada kenyataannya malah kayak menyita sebagian (bahkan lebih) hidup gue selama semester ini.
Sampailah kita pada topik utama, jadi ceritanya gue dapet modul Aliran Fluida bersama Mister YG. Semua berjalan cukup lancar (gue selamat paling tidak) mulai dari pembicaraan awal dengan asisten karena si mister harus pergi ke luar negri, libur lebaran yang harus gue isi dengan cicil laporan lengkap dan belajar lagi takut kelupaan (maklum masih modul pertama, jadi niatnya masih 100%), sampai praktikumnya dengan segala peralatan dan datanya yang ajaib. Everything was fine.
Sampai pada saat H+7 praktikum, dimana seharusnya gue udah pembicaraan akhir, tapi karena si mister belom pulang juga, akhirnya pembicaraan ditunda (yang sempet bikin gue berharap pembicaraan sama asisten lagi aja).
Hari naas itu pun tiba. Si mister pulang. Jadwal pembicaraan diumumkan. Dan FYI ya, itu udah sebulan lamanya dari sejak gue praktikum. Bahkan pembicaraan akhir modul kedua udah beres, dan gue lagi akan siap-siap buat pembicaraan awal modul 3. Jadi wajar dong kalo gue udah lupa. Karna lama, dan karna otak gue udah gue isi dengan hal-hal yang lain.
Tapi pembicaraan itu harus tetep gue lalui. Sampai gue masuk ke ruangan si mister,
Mister : Kelompok berapa kalian? (sambil ngeluarin setumpuk laporan, udah banyak bgt yang ngantri pembicaraan sama dia)
Kita : Kelompok 1 dan 2, Pak.
Mister : Baik, mari kita lihat (sambil membuka laporan kita dan menyusuri kata per kata) Saya mulai dari kelompok 1 dulu ya. Ini mana tujuan praktikumnya?
Teman saya, kelompok 1 : Bla bla bla, Pak.
Mister : Oke. Hmmm...(sambil terus menyusuri kata per kata) Venturimeter. Iya Junior, jelaskan tentang venturimeter!
Gue, kelompok 2 : Errr...Jadi Pak, venturimeter itu adalah bla bla bla... (sambil mencoba mengingat-ingat dan mengeluarkannya dalam bentuk kata-kata yang sistematis dalam waktu yang bersamaan)
Mister : Gimana gimana? Yang jelas dong. Coba kamu jelaskan ke teman-teman kamu tentang venturimeter. Mulai dari gambarnya dulu.
Gue : Errr... Gambar?? Gini Pak... (sambil masih berusaha mengingat-ingat apa dan bagaimana bentuk venturimeter dan menuangkannya dalam bentuk coretan-coretan tak bermakna di atas kertas, secara bersamaan)
Mister : Kamu gambar apa itu? Temen-temen kamu ga akan ngerti!
Gue : Errr... (sambil berusaha terus mengingat-ingat dan menyadari betapa bodohnya gue saat itu, secara bersamaan)
Mister : Ulangi gambarnya, yang lain ga usah membantu, biar Junior aja!
Gue : Errrrr.... (masih terus coret-coret ga jelas di atas kertas, dan terbentuklah suatu sketsa yang pincang, dan sialnya gue anggap itu sebagai venturimeter!)
Mister : HAH? Itu venturimeter? Kamu ngerti ga konsepnya? Venturimeter itu fungsinya apa? Kalo gitu bentuknya, laju alirnya berubah dong? Trus itu dihubungin ke manometer apa ga? Manometernya mana? Gambarnya yang jelas dong!
Gue (dalam hati) : E buset, satu-satu napa Pak tanyanya?
Mister : Sekarang coba jelaskan posisi venturimeter pada sistem perpipaan. Sertakan diameternya.
Gue : (doh mampus gue, ni pertanyaan apa coba?) Errr... begini Pak (sambil menyodorkan gambar bodoh yang tadi, hanya dengan tambahan tulisan D1 dan D2)
Mister : Jadi ukuran pipanya BERUBAH? YAKIN KAMU? Wah kalo gini artinya kamu ga ngerti prinsipnya. Tujuan kalian percobaan itu bukan untuk dapet data dan bikin laporan. Tujuannya supaya kalian ngerti prinsip kerjanya dan ngerti cara pemakaiannya. Kalo gini mending kamu ULANG aja praktikumnya!
Gue (dalam hati) : HAH?? Plis plis Pak, have mercy... (sambil mengingat temen gue yang sempet cerita ke gue kalo tahun lalu ada yang pernah disuruh ngulang praktikum modul ini)
Mister : Melihat gambar kamu, ketahuan banget kamu belom ngerti prinsipnya. Terus manometernya gimana?
Gue : (mencoba menggambar beberapa batang pipa, komplit dengan salurannya)
Mister : Itu diisinya pake fluida apa?
Gue : Air keran, Pak.
Mister : Kenapa air keran?
Gue : Karena incompressible, Pak.
Mister : Bukan. Salah kalo kamu bilang kaya gitu. Sekali lagi, kenapa pake air keran?
Gue : (diem sambil sok-sok buka laporan biar kesannya nyari jawaban gitu sambil mikir, padahal gue yakin di laporan gue ga ada pembahasan tentang itu, dan gue sama sekali ga tau jawabannya)
Mister : Aliran air kerannya datang dari mana?
Gue : ... (berharap semoga dia ga lupa kalo yang lagi pembicaraan sama dia itu ada 4 orang, bukan cuma gue sendiri)
Mister : Kenapa ga kamu isi dengan minyak atau air raksa?
Gue : ... (aduh Pak, mungkin temen saya lebih tau, coba mereka ditanya juga)
Mister : Kenapa manometernya ga pake yang bentuk U aja?
Gue : ... (Pak, saya terbiasa memakai alat yang memang sudah disediakan di lab apa adanya)
Mister : Terus apa hubungannya hilang tekan yang mau kamu amati dengan perbedaan ketinggian air yang kamu lihat?
Gue : ... (berharap handphone-nya bunyi biar dia angkat dulu telepon dan melupakan kalau dia lagi nanya-nanyain gue)
Mister : HHHH... kalo gini sih mending ngulang aja deh.
Gue : ... (JANGAN BERANI-BERANI NYURUH GUE NGULANG...PLIS PLIS...)
Mister : Udah kamu belajar lagi aja prinsipnya. Baik lanjut ke bagian berikutnya.
Gue : (bernapas sedikit lega, meskipun gue yakin bahwa dia sudah mencap gue sebagai orang paling bodoh yang dia temui hari itu)
Mister : Baik, apa perbedaan komponen dengan konfigurasi..., Junior?
Gue : HAH? Saya? Oh, komponen itu bla bla bla, konfigurasi itu bla bla bla.. (sambil berpikir dalam hati, mungkin dia lupa kalau praktikumnya dilakukan ber4, mungkin dia pikir gue sendiri yang praktikum dan bikin laporan, yang lainnya cuma tim penggembira)
Mister : Baik, sekarang yang lainnya...
Gue : (akhirnya Pak, inget juga lu sama orang-orang di sebelah gue)
Mister : Ini grafiknya saya minta revisi ya. Semuanya di set intercept 0. Kata-kata ini juga kurang pas.
Gue : (APA? Lu nanya macem-macem ke gue dan lu hanya nasehatin temen-temen gue?? Bahkan mereka ga perlu mikir untuk sekedar ngangguk, dan gue harus jawab pertanyaan lu yang seabrek-abrek dari tadi?)
Mister : Oke, saya tunggu revisinya hari Kamis. Saya tidak akan minta kalian mengulang...
Gue : (fiuhh...)
Mister : ... tapi Junior, pelajari lagi ya prinsip percobaannya. Saya akan menilai berdasarkan pemahaman kalian tentang percobaan ini.
Gue : (mengangguk lemah dan mencoba mengingat-ingat, mungkin gue lupa kalo dia udah ngetes pemahaman temen gue yang lain, atau mungkin dia yang lupa buat ngetes mereka)
Get it? Gue dibantai luar biasa. 1 jam di ruangan itu bersama si mister berasa susah banget buat dilewatin. Gue seneng akhirnya gue bisa keluar dari ruangan itu. Gue ga ngerti gimana jalan pikirannya, apa salah gue, dan apa yang membuat dia nanya segitu banyaknya ke gue, dan bahkan hampir ga nanya sama temen gue yang lain.
Hari berikutnya, gue nanya ke temen gue yang pembicaraan juga sama si mister, tepat setelah gue pembicaraan.
Gue : Gue dibantai abis-abisan lo sama si mister. Lu ditanyain macem-macem ga?
Temen gue : Eh iya, tapi bukan ke gue si. Dia nanya sama si X tuh, tentang manometer yang diisi raksa gitu.
Gue : Iya iya, dia juga nanya gitu ama gue. Trus si X jawab apa?
Temen gue : Ga, si X ga bisa jawab.
Gue : Trus? Mampus dong si X dibantai juga?
Temen gue : Ga kok. Si mister malah kasih tau jawabannya. Trus dia nanya kalo "kasur nababan rusak" dibalik jadi apa?
Gue : ...
Dan gue sampe sekarang masih ga ngerti dan ga mendapat korelasi sama sekali, antara aliran fluida, venturimeter, air raksa, sama "kasur nababan rusak"...
Sesuai judulnya, tentang pembicaraan akhir. Jadi biar gue jelasin dulu, jadi semester ini gue ambil kuliah yg namanya laboratorium instruksional, yang mengharuskan gue pembicaraan sama dosen sebelum dan sesudah praktikum. Kuliah ini emang cuma 2 sks (setara sama PPKn atau agama), tapi pada kenyataannya malah kayak menyita sebagian (bahkan lebih) hidup gue selama semester ini.
Sampailah kita pada topik utama, jadi ceritanya gue dapet modul Aliran Fluida bersama Mister YG. Semua berjalan cukup lancar (gue selamat paling tidak) mulai dari pembicaraan awal dengan asisten karena si mister harus pergi ke luar negri, libur lebaran yang harus gue isi dengan cicil laporan lengkap dan belajar lagi takut kelupaan (maklum masih modul pertama, jadi niatnya masih 100%), sampai praktikumnya dengan segala peralatan dan datanya yang ajaib. Everything was fine.
Sampai pada saat H+7 praktikum, dimana seharusnya gue udah pembicaraan akhir, tapi karena si mister belom pulang juga, akhirnya pembicaraan ditunda (yang sempet bikin gue berharap pembicaraan sama asisten lagi aja).
Hari naas itu pun tiba. Si mister pulang. Jadwal pembicaraan diumumkan. Dan FYI ya, itu udah sebulan lamanya dari sejak gue praktikum. Bahkan pembicaraan akhir modul kedua udah beres, dan gue lagi akan siap-siap buat pembicaraan awal modul 3. Jadi wajar dong kalo gue udah lupa. Karna lama, dan karna otak gue udah gue isi dengan hal-hal yang lain.
Tapi pembicaraan itu harus tetep gue lalui. Sampai gue masuk ke ruangan si mister,
Mister : Kelompok berapa kalian? (sambil ngeluarin setumpuk laporan, udah banyak bgt yang ngantri pembicaraan sama dia)
Kita : Kelompok 1 dan 2, Pak.
Mister : Baik, mari kita lihat (sambil membuka laporan kita dan menyusuri kata per kata) Saya mulai dari kelompok 1 dulu ya. Ini mana tujuan praktikumnya?
Teman saya, kelompok 1 : Bla bla bla, Pak.
Mister : Oke. Hmmm...(sambil terus menyusuri kata per kata) Venturimeter. Iya Junior, jelaskan tentang venturimeter!
Gue, kelompok 2 : Errr...Jadi Pak, venturimeter itu adalah bla bla bla... (sambil mencoba mengingat-ingat dan mengeluarkannya dalam bentuk kata-kata yang sistematis dalam waktu yang bersamaan)
Mister : Gimana gimana? Yang jelas dong. Coba kamu jelaskan ke teman-teman kamu tentang venturimeter. Mulai dari gambarnya dulu.
Gue : Errr... Gambar?? Gini Pak... (sambil masih berusaha mengingat-ingat apa dan bagaimana bentuk venturimeter dan menuangkannya dalam bentuk coretan-coretan tak bermakna di atas kertas, secara bersamaan)
Mister : Kamu gambar apa itu? Temen-temen kamu ga akan ngerti!
Gue : Errr... (sambil berusaha terus mengingat-ingat dan menyadari betapa bodohnya gue saat itu, secara bersamaan)
Mister : Ulangi gambarnya, yang lain ga usah membantu, biar Junior aja!
Gue : Errrrr.... (masih terus coret-coret ga jelas di atas kertas, dan terbentuklah suatu sketsa yang pincang, dan sialnya gue anggap itu sebagai venturimeter!)
Mister : HAH? Itu venturimeter? Kamu ngerti ga konsepnya? Venturimeter itu fungsinya apa? Kalo gitu bentuknya, laju alirnya berubah dong? Trus itu dihubungin ke manometer apa ga? Manometernya mana? Gambarnya yang jelas dong!
Gue (dalam hati) : E buset, satu-satu napa Pak tanyanya?
Mister : Sekarang coba jelaskan posisi venturimeter pada sistem perpipaan. Sertakan diameternya.
Gue : (doh mampus gue, ni pertanyaan apa coba?) Errr... begini Pak (sambil menyodorkan gambar bodoh yang tadi, hanya dengan tambahan tulisan D1 dan D2)
Mister : Jadi ukuran pipanya BERUBAH? YAKIN KAMU? Wah kalo gini artinya kamu ga ngerti prinsipnya. Tujuan kalian percobaan itu bukan untuk dapet data dan bikin laporan. Tujuannya supaya kalian ngerti prinsip kerjanya dan ngerti cara pemakaiannya. Kalo gini mending kamu ULANG aja praktikumnya!
Gue (dalam hati) : HAH?? Plis plis Pak, have mercy... (sambil mengingat temen gue yang sempet cerita ke gue kalo tahun lalu ada yang pernah disuruh ngulang praktikum modul ini)
Mister : Melihat gambar kamu, ketahuan banget kamu belom ngerti prinsipnya. Terus manometernya gimana?
Gue : (mencoba menggambar beberapa batang pipa, komplit dengan salurannya)
Mister : Itu diisinya pake fluida apa?
Gue : Air keran, Pak.
Mister : Kenapa air keran?
Gue : Karena incompressible, Pak.
Mister : Bukan. Salah kalo kamu bilang kaya gitu. Sekali lagi, kenapa pake air keran?
Gue : (diem sambil sok-sok buka laporan biar kesannya nyari jawaban gitu sambil mikir, padahal gue yakin di laporan gue ga ada pembahasan tentang itu, dan gue sama sekali ga tau jawabannya)
Mister : Aliran air kerannya datang dari mana?
Gue : ... (berharap semoga dia ga lupa kalo yang lagi pembicaraan sama dia itu ada 4 orang, bukan cuma gue sendiri)
Mister : Kenapa ga kamu isi dengan minyak atau air raksa?
Gue : ... (aduh Pak, mungkin temen saya lebih tau, coba mereka ditanya juga)
Mister : Kenapa manometernya ga pake yang bentuk U aja?
Gue : ... (Pak, saya terbiasa memakai alat yang memang sudah disediakan di lab apa adanya)
Mister : Terus apa hubungannya hilang tekan yang mau kamu amati dengan perbedaan ketinggian air yang kamu lihat?
Gue : ... (berharap handphone-nya bunyi biar dia angkat dulu telepon dan melupakan kalau dia lagi nanya-nanyain gue)
Mister : HHHH... kalo gini sih mending ngulang aja deh.
Gue : ... (JANGAN BERANI-BERANI NYURUH GUE NGULANG...PLIS PLIS...)
Mister : Udah kamu belajar lagi aja prinsipnya. Baik lanjut ke bagian berikutnya.
Gue : (bernapas sedikit lega, meskipun gue yakin bahwa dia sudah mencap gue sebagai orang paling bodoh yang dia temui hari itu)
Mister : Baik, apa perbedaan komponen dengan konfigurasi..., Junior?
Gue : HAH? Saya? Oh, komponen itu bla bla bla, konfigurasi itu bla bla bla.. (sambil berpikir dalam hati, mungkin dia lupa kalau praktikumnya dilakukan ber4, mungkin dia pikir gue sendiri yang praktikum dan bikin laporan, yang lainnya cuma tim penggembira)
Mister : Baik, sekarang yang lainnya...
Gue : (akhirnya Pak, inget juga lu sama orang-orang di sebelah gue)
Mister : Ini grafiknya saya minta revisi ya. Semuanya di set intercept 0. Kata-kata ini juga kurang pas.
Gue : (APA? Lu nanya macem-macem ke gue dan lu hanya nasehatin temen-temen gue?? Bahkan mereka ga perlu mikir untuk sekedar ngangguk, dan gue harus jawab pertanyaan lu yang seabrek-abrek dari tadi?)
Mister : Oke, saya tunggu revisinya hari Kamis. Saya tidak akan minta kalian mengulang...
Gue : (fiuhh...)
Mister : ... tapi Junior, pelajari lagi ya prinsip percobaannya. Saya akan menilai berdasarkan pemahaman kalian tentang percobaan ini.
Gue : (mengangguk lemah dan mencoba mengingat-ingat, mungkin gue lupa kalo dia udah ngetes pemahaman temen gue yang lain, atau mungkin dia yang lupa buat ngetes mereka)
Get it? Gue dibantai luar biasa. 1 jam di ruangan itu bersama si mister berasa susah banget buat dilewatin. Gue seneng akhirnya gue bisa keluar dari ruangan itu. Gue ga ngerti gimana jalan pikirannya, apa salah gue, dan apa yang membuat dia nanya segitu banyaknya ke gue, dan bahkan hampir ga nanya sama temen gue yang lain.
Hari berikutnya, gue nanya ke temen gue yang pembicaraan juga sama si mister, tepat setelah gue pembicaraan.
Gue : Gue dibantai abis-abisan lo sama si mister. Lu ditanyain macem-macem ga?
Temen gue : Eh iya, tapi bukan ke gue si. Dia nanya sama si X tuh, tentang manometer yang diisi raksa gitu.
Gue : Iya iya, dia juga nanya gitu ama gue. Trus si X jawab apa?
Temen gue : Ga, si X ga bisa jawab.
Gue : Trus? Mampus dong si X dibantai juga?
Temen gue : Ga kok. Si mister malah kasih tau jawabannya. Trus dia nanya kalo "kasur nababan rusak" dibalik jadi apa?
Gue : ...
Dan gue sampe sekarang masih ga ngerti dan ga mendapat korelasi sama sekali, antara aliran fluida, venturimeter, air raksa, sama "kasur nababan rusak"...
No comments:
Post a Comment